Banyak Atap Bangunan Roboh karena Salah Pasang Rangka Baja

Written by Super User on . Posted in Blog

 [CIBITUNG] Hampir setiap tahun di Indonesia terjadi kecelakaan atap bangunan roboh karena salah pemasangan rangka baja ringan. Hal ini terjadi karena orang yang pasang krangka baja bukan orang yang profesional.

Demikian dikatakan Sales Manager Central PT NS BlueScope Lysaght Indonesia, Tan Wie Siung, di kantornya di Kawasan Industri Cibitung, Jawa Barat, Senin (10/6). "Sering terjadi kecelakaan karena  cara pemasangan yang tak benar, tukang pasang kurang berkualitas," jelas Tan.

Menurut Tan, hal lain yang membuat atap bangun dengan kerangka baja ringan roboh juga karena kualitas bajanya rendah. "Bisa saja tukangnya bagus, pemasangan sudah bagus, tapi karena kualitas baja ringannya rendah maka atap bangunan roboh," kata dia.

Oleh karena itu, Tan meminta masyarakat Indonesia, pertama, carilah tukang pemasangan krangka baja yang berkualitas. "Tukang yang berkualitas biasanya berada di perusahaan seperti perusahaan kami ini dan mempunyai sertifikat. Jangan percaya orang-orang mengaku-ngaku di luar sana," kata dia.

Kedua, kata dia, belilah baja ringan yang berkualitas yang ukurannya 0,70 mm - 1 milimeter BMT (Basic Matrial Thicknes ) . "Kalau ukuran dibawah ini pasti tak bertahan lama, atap bangunan bisa roboh. Dan di PT NS BlueScope Lysaght Indonesia semuanya memproduksi baja berkualitas dengan ukuran 0,70 mm - 1 mm," kata dia.

Tan mengatakan, perusahaannya tidak pernah menjual baja batangan. Artinya, konsumen yang beli baja ringan pasti termasuk tukang yang memasang. "Kita bertanggungjawab juga dengan pemasangan. Kita pasti menyiapkan tukang-tukang berkualitas," kata dia.

Dikatakan, PT NS BlueScope Lysaght Indonesia memproduksi baja ringan sebanya 1.000 ton per bulan atau senilai Rp 12 miliar. "Dan konsumen kita sebagian besar dari perusahaan, mal-mal termasuk gedung-gedung sekolah. Semuanya di Indonesia," kata dia.

Tan menghimbau agar Balai Latihan Kerja (BLK)  yang dikelola pemerintah diselenggarakan pendidikan dan pelatihan pemasangan krangka baja. Ini penting untuk mencetak tukang-tukang berkualitas yang bisa dipakai di masyarakat," kata dia.

Tan menambahkan, kehadiran baja ringan sungguh mengurangi pemakaian kayu, yang bisa menyelamatkan lingkungan Indonesia. [E-8]

suber : http://www.suarapembaruan.com